Penyamakan Kulit: Pengertian, Jenis, Tahapan Proses di Industri

By Kamaludin Somantri

Penyamakan kulit (sapi, kambing, domba) di industri punya pengertian, jenis dan tahapan proses penting. Penyamakan dapat dilakukan secara tradisional (bahan nabati) dan dengan bahan kimia (krom). Enjoy Leather akan jelaskan cara dan proses penyamakan kulit di industri (pabrik) secara lengkap dan tuntas dalam artikel atau makalah ini…

Pembahasan dalam artikel ini adalah pengertian penyamakan, fungsi dan tujuan penyamakan, dan rekomendasi jaket kulit.

Apa itu Penyamakan Kulit?

Pengertian penyamakan kulit adalah proses memperbaiki karakteristik kulit mentah (skin dan hide) yg labil (mudah rusak, perishable) menjadi kulit olahan (leather) yg lebih stabil (awet, tahan lama). Kulit hewan yang belum diolah sangat rentan oleh pengaruh fisik, kimia, biologi, cuaca sehingga menjadi busuk. Melalui teknologi penyamakan kulit yang mudah rusak berubah menjadi kering, keras dan kaku (lebih awet). Bahasa Inggrisnya penyamakan adalah tanning. Sudah faham arti dari penyamakan kan?

Hampir semua jenis hewan ternak dapat diambil kulitnya untuk selanjutnya disamak. Beberapa macam hewan yang kulitnya dibuat menjadi kerajinan adalah sapi, lembu, kambing, domba, kerbau, kuda, babi, kelinci dan bison. Ada beberapa hewan ‘liar’ yang juga diambil kulitnya. Contohnya adalah ular, biawak (dan reptil lainnya), buaya, kijang atau rusa.

Kulit tersamak (leather) buatan pengrajin Indonesia sudah diakui dunia internasional. Hasil usaha kerajinan mereka terkenal tidak hanya di Indonesia, tapi juga di mancanegara. Contoh kerajinan yang berkualitas ekspor adalah jaket, tas, sepatu, sandal, sarung tangan, topi, ikat pinggang (sabuk), cover buku, dan dompet. Oleh karena itu wajar kiranya harga jaket kulit Garut yang murah tapi berkualitas ekspor dapat diterima oleh konsumen.

Jenis penyamakan kulit

Telah disebutkan diawal bahwa dalam proses pengolahan kulit domba itu tak berbeda jauh dengan kulit hewan lainnya. Ada 2 jenis penyamakan kulit yang umum dikenal oleh pengrajin dan perusahaan pengolahan kulit. Berikut penjelasan dari kedua jenis:

Penyamakan kulit berbulu

Jenis penyamakan kulit ini bertujuan untuk mempertahankan bulu kulit hewan tetap di kulit. Mungkin kamu pernah melihat hiasan dinding dari kulit kambing. Itu adalah contoh kerajinan yang kulitnya diproses dengan penyamakan kulit berbulu.

Contoh lain dari penyamakan kulit berbulu adala kulit domba. Kulit domba disamak dengan bulu (wol) yang tetap utuh di kulitnya. Wol domba berfungsi sebagai interior produk jaket kulit (tekstil dan garmen). Wol berada di satu sisi kulit, sementara sisi kulit satunya tanpa wol. Beberapa orang mungkin alergi dengan bulu. Oleh karena itu pilihlah jaket yang cocok dengan kepribadian anda.

Penyamakan kulit tak berbulu

Jenis penyamakan kulit yang satu ini bertujuan untuk menghilangkan bulu di kulit hewan. Umumnya kulit sapi, lembu atau kerbau menggunakan penerapan jenis teknologi penyamakan ini.

Dilansir dari laman agrinak.com, perbedaan penyamakan kulit berbulu dan tak bebulu terletak pada proses pengapuran. Penambahan zat kapur akan membuat bulu mudah lepas dari kulit. Untuk kulit yang tetap dipertahankan bulu, maka kapur (lime) tidak ditambahkan ke dalam proses penyamakan.

Proses Penyamakan Kulit di Industri

Tahapan pengolahan kulit hewan menjadi kulit tersamak (leather) ada beberapa tahapan utama. Tahapan tersebut adalah tahap persiapan, tahap pre-tanning (proses basah, beamhouse), tahap tanning (penyamakan), dan tahap akhir (finishing). Setiap tahapan menentukan harga produk jaket kulit yang dihasilkan. Berikut penjelasan dari setiap tahapan tersebut.

Penyamakan Kulit, Pengertian, Jenis & Tahapan Proses di Industri
Gambar proses penyamakan kulit
penyamakan kulit di pabrik dan industri
Gambar penyamakan kulit di pabrik dan industri

Tahap persiapan (curing)

Tahap persiapan dimulai dengan pemberian garam ke kulit (penggaraman). Proses ini disebut dengan curing. Pengawetan dengan garam ini akan membunuh bakteri yang merusak kolagen. Selain itu, pemberian garam juga akan menurunkan kadar air dari kulit hewan melalui mekanisme tekanan osmosis. Efeknya adalah kelembaban kulit akan turun drastis, tekanan osmosis naik dan bakteri tidak dapat tumbuh.

Garam merupakan salah satu bahan pengawet alami. Kamu tentu tahu ikan asin kan? Beberapa olahan cakar (ceker, kaki) ayam seperti kerupuk juga dibuat dengan bumbu garam. Kulit ikan pari, ikan nila, kakap dan ikan hiu juga bisa diawetkan dengan garam

Proses penggaraman ada beberapa jenis. Pada jenis welt-salting, kulit ditaburi garam dan dipres dengan alat selama 30 hari. Lain halnya dengan brine-curing (larutan air-garam), kulit diaduk dalam kolam air asin selama 16 jam. Proses curing juga bisa dilakukan dalam kondisi suhu sangat rendah. Penyamakan kulit dilanjutkan ke tahap beamhouse.

Tahap pre tanning (beamhouse)

Sebelum disamak, kulit binatang perlu diberi perlakuan pendahuluan yang disebut dengan proses pre tanning. Proses pre tanning bertujuan untuk membuat kulit lebih siap pada tahap tanning. Beberapa komponen yang secara alami terdapat pada kulit hewan dihilangkan pada tahap ini. Misalnya saja bulu, sisa lemak, sisa tulang dan bagian lain yang tak diperlukan.

Tahapan pre tanning sendiri ada beberap sub proses. Dilansir dari laman Wikipedia, berikut adalah beberapa sub proses pre tanning dan penjelasannya.

Perendaman (soaking)

Dalam tahap perendaman, kulit hewan direndam dalam air bersih. Proses perendaman ini akan menghilangkan garam (dari proses curing) dan meningkatkan kadar air (moisture) pada kulit sehingga bisa diolah lebih lanjut.

Untuk mencegah tumbuhnya bakteri pada tahapan perendaman ini, biasanya ditambahkan bahan kimia dithiocarbamate (biosida). Fungisida seperti 2-thiocyanomethylthiobenzothiazole juga ditambahkan kemudian untuk melindungi kulit dari pertumbuhan jamur (mold). Penggunaan bahan kimia seperti pentachlorophenol dan biosida berbasi merkuri (mercury-based) beserta turunannya dilarang sejak tahun 1980.

Pengapuran (liming)

Cairan kapur (putih susu) digunakan pada tahapan ini. Obat penyamakan kulit dasar lain yang mungkin digunakan adalah sodium sulfida, sianida (cyanide), amina (amine), dan lainnya. Tujuan tahapan pengapuran adalah sebagai berikut:

  • Menghilangkan bulu (hair) dan bahan keratin lainnya (rambut, kuku)
  • Mengilangkan protein larut antar fibril (interfibrillary soluble protein) seperti musin
  • Membuat serat kulit membengkak dan lepas (split up sampai tingkat tertentu
  • Menghilangkan minyak dan lemak
  • Mengkondisikan kolagen pada kulit pada kondisi siap tanning

Pelepasan bulu dan rambut (Unhairing and scudding)

Bahan yang digunakan untuk melepaskan bulu diantaranya adalah sodium disulfide, sodium hidroksida, sodium hidrosulfit, kalsium hidrosulfit, dimetil amin, dan sodium sulfahidrat. Setelah secara kimiawi, bulu selanjutnya dilepas secara mekanik dengan mesin. Kemudian dilanjutkan dengan pisau tumpul. Proses ini disebut dengan scudding.

Pembuangan kapur (deliming) dan bating

Pada tahapan ini, tingkat keasaman (pH) kolagen dibuat menjadi lebih rendah sehingga enzim dapat bekerja dalam proses yang disebut dengan deliming. Kulit diproses berdasarkan tujuan akhir penggunannya. Misalnya saja untuk membuat kulit menjadi lebih lembut (soft), maka proses bating dijalankan.

Pengasaman (pickling)

Setelah proses bating sempurna, maka kulit di treatment dengan garam (sodium klorida, NaCl) dan dilanjutkan dengan asam sulfat, terutama jika proses tanning yang dipilih adalah mineral tanning. Pengasaman dilakukan dengan maksud untuk menurunkan pH kolagen ke tingkat terendah. Dengan pH rendah, maka penetrasi bahan tanning mineral ke dalam akan lebih mudah. Proses ini disebut dengan pickling.

Tahap penyamakan (tanning)

Pada tahap ini terjadi konversi pre tanned hide menjadi leather. Proses ini merupakan kelanjutan dari pickling sehingga kondisi kulit sangat asam (pH rendah).

Ada beberapa metode tanning yang biasa digunakan untuk menyamak kulit. Penggolongan ini berdasarkan bahan penyamak yang digunakan. Berikut adalah beberapa jenis tanning dalam industri kulit:

  • Penyamakan dengan mineral/logam (Mineral tanning, chrome tanning)
  • Penyamakan nabati (Vegetable Tanning)
  • Penyamakan sintetis (Synthetic Tanning)
  • Penyamakan minyak (Oil Tanning)
  • Penyamakan kombinasi (Combination Tanning)

Setiap proses tanning memiliki kelebihan dan kekurangan. Pemilihan jenis penyamakan disesuaikan dengan hasil kulit akhir yang diharapkan dan jenis bahan dasar kulit. Namun, pada dasarnya proses penyamakan (tanning) bertujuan untuk menghilangkan komposisi protein pada kulit. Proses tanning akan membuat kulit lebih tahan lama dan lebih mudah diwarnai pada proses pewarnaan.

Penyamakan dengan mineral/logam (Mineral tanning, chrome tanning)

Senyawa krom(3)sulfat dianggap sebagai bahan penymak yang paling efektif dan efisien sejak lama. Bahan krom (3) yang digunakan dalam proses penyamakan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan krom heksavalen. Beberapa jurnal terbitan balai pengolahan ikat telah membahas bahaya dan manfaat krom dalam pengolahan kulit.

Dalam kondisi mentah (raw), kulit samak krom berwarna biru keabuan (greyish-blue) dan sering dikenal dengan istilah wet blue. Penyamakan krom lebih cepat dibandingkan dengan penyamakan nabati dan menghasilkan kulit yang punya daya regang terbaik. Jenis kulit samak krom sangat baik untuk dibuat menjadi jaket dan tas kulit.

Penyamakan nabati (Vegetable Tanning)

Penyamakan nabati menggunakan bahan tanin (polifenol) yang secara alami banyak terdapat pada batang atau daun tanaman. Teh adalah salah satu tanaman yang banyak mengandung tanin. Warna kulit yang dihasilkan umumnya coklat atau merah.

Mekanisme kerja tanin dalam penyamakan cukup sederhana. Zat tanin mengikat kolagen protein kemudian melapisinya. Pelapisan tanin ini akan membuat kolagen tidak larut air dan lebih tahan terhadap serangan bakteri. Penyamakan nabati akan menghasilkan kulit yang lebih fleksibel.

Penyamakan alami (natural tanning)

Kondisi penyamakan alami diantaranya adalah air dengan pH sangat rendah, suhu rendah, dan tanpa oksigen. Kombinasi dari kondisi tersebut membuat kulit lebih awet.

Penyamakan sintetis (Synthetic Tanning)

Kulit yang disamak dengan bahan kimia ini disebut dengan wet white. Warnanya putih. Seperti halnya wet blue, wet white juga termasuk kulit setengah jadi (semi finished). Wet white bisa dihasilkan dari penggunaan bahan kimia berupa aldehid, aluminium, zirconium, titanium, iron salt dan kombinasinya. Setelah disamak, kulit masih dalam kondisi basah dan tidak diwarnai, namun kulit berwarna cerah sehingga disebut wet white.

Dilansir dari laman leather-dictionary.com, penyamakan sintetis tidak berdiri sendiri dalam proses penyamakan. Proses penyamakan sintetis merupakan bagian proses dari penyamakan kombinasi, bisa dikombinasikan dengan penyamakan nabati atau penyamakan krom.

Penyamakan minyak (Oil Tanning)

Kulit yang disamak dengan minyak (dan wax) akan memiliki karakteristik lembut (supple) dan tahan air. Jenis kulit ini sangat bagus untuk dibuat menjadi produk kerajinan seperti kulit, boot, sepatu, dan chap.

Penyamakan kombinasi (Combination Tanning)

Sudah jelas ya, proses penyamakan ini menggunakan minimal 2 jenis penyamakan di atas.

Tahap selecting

Pada tahapan selecting, kelebihan air dari proses tanning dihilangkan. Selanjutnya kulit dikelompokkan berdasar standard mutu tertentu. Dari tahapan inilah dikenal jenis kulit aniline, suede, nubuck dan lainnya.

Tahap dressing

Beberapa proses dalam tahap dressing adalah sebagai berikut:

  • Shaving, proses untuk membuat yang tebalnya seragam
  • Dyeing, proses penambahan warna pada kulit
  • Re-tanning, proses pengulangan tanning untuk memodifikasi karakteristik fisik tertentu
  • Setting, proses mekanik untuk menghilangkan kelebihan air
  • Drying, proses dikeringkan dengan cara diregangkan pada frame atau vacuum drying
  • Trimming, bagian kasar dan tepi yang tidak diperlukan dihilangkan dengan cara dipotong

Tahap finishing

Dilansir dari laman keleenleathers.com, tujuan dari tahap finishing adalah sebagai berikut:

  1. Untuk meminimalkan cacat tanpa menghilangkan keindahan asli kulit
  2. Untuk memunculkan efek mengkilap (gloss) pada tingkatan tertentu
  3. Untuk memastikan bahwa kulit lebut, bisa di mal dan dapat dilipat
  4. Untuk memberikan pelindung tambahan pada permukaan kulit
  5. Untuk membuat permukaan kulit mudah dibersihkan
  6. Untuk memberikan efek tambahan seperti tampak antik dan klasik

Proses finishing menggunakan kombinasi perlakuan pelapisan (coating). Misalnya saja aplikasi teknik padding, spraying, atau roller coating. Beberapa proses mekanik seperti buffing, staking dan embossing juga dilakukan untuk mendapatkan kulit dengan spesifikasi tertentu.

Sentra industri kulit di Indonesia

Indonesia memiliki beberapa kota yang menjadi sentra kerajinan kulit. Beberapa daaerah yang menjadi pusat kerajinan kulit adalah sebagai berikut:

  1. Sukaregang Kabupaten Garut Jawa Barat 
  2. Magetan,
  3. Manding Yogyakarta (Jogja)
  4. Tanggulangin Sidoarjo
  5. Cibaduyut Bandung

Setiap daerah industri penghasil kerajinan kulit mempunyai keunggulan dalam pengolahan baku. Keunggulan tersebut bisa dilihat dari aspek kualitas bahan baku, jenis bahan kulit, teknologi penyamakan dan sumber daya manusia. Beberapa produsen dan asosiasi kulit membuka layanan jasa dan kursus pengolahan kulit.

Misalnya Garut, lebih dominan mengolah kulit domba karena bahan baku yang banyak tersedia adalah kulit domba. Garut punya sejarah panjang sebagai pusat kerajinan kulit. Berbeda dengan daerah lainnya seperti Magetan yang terkenal dengan pengrajin kulit dari bahan kulit sapi. Namun demikian, secara umum teknologi penyamakan kulit yang digunakan hampir mirip satu sama lain.

Daerah pemasaran produk kerajinan kulit juga tersebar di Indonesia. Misalnya saja Bogor, Cirebon, Cianjur, Jakarta (Utara, Barat, Timur, Selatan, Pusat), Magelang Jawa Tengah, Semarang, Malang, Padang Panjang Sumatera Barat, Surabaya, Tangerang.

Semoga makalah singkat ini berguna buat kamu yang bikin laporan praktikum dan skripsi tentang pengolahan kulit. Kamu juga bisa bahas limbah dan lumpur pengolahan kulit di tulisan kamu.

Rekomendasi Tempat Beli Jaket

Jaket kulit domba merupakan salah satu produk fashion yang paling banyak dicari pria dan wanita masa kini. Karakteristik tekstur bahan kulit yang lebih lembut dan lentur serta harga yang lebih murah dibandingkan jaket kulit lainnya (kulit sapi dan lembu) menjadi alasan utama kenapa beberapa customer lebih memilih jaket dari kulit domba. Enjoy Leather menggunakan teknologi penyamakan kulit yang ramah lingkungan.

Jika kamu pengen dibuatin jaket kulit custom (pria atau wanita, klasik atau modern, formal atau casual), maka silakan hubungi Enjoy Leather. Cek juga katalog model jaket kulit terbaru di toko online Enjoy Leather Garut.

4.9/5 - (37 votes)

Tinggalkan komentar